Tuesday, June 23, 2015

:: Haruskah kumanjakan diriku tanpa kehadiranmu? :: Ibu bekerja, ibu rumah tangga, maupun ibu berbisnis, semua pasti punya satu suara kelelahan yang sama dan senada. Bagaimana membagi waktu antara berbagai pekerjaan dan mengurus anak, suami dan rumah. Rasa lelah ini akan berujung pada burn out dan kejenuhan, lalu merasa tegang, kemudian berakibat pada marah-marah. Banyak ibu-ibu yang identik dengan suara melengking dan kencang, hingga terkenang di benak setiap kita hingga dewasa. Setuju, tidak? Menjadi hal yang wajar, jika seorang ibu, yang meski tidak bekerja keluar rumah pun merasa amat lelah saat melakukan berbagai kewajibannya. Ia, harus bangun paling pagi, dan tidur paling malam, agar seluruh anggota keluarganya terjamin. Dari menyiapkan sarapan, makan siang, makan malam, mengatur dan membereskan rumah. Mengajak anaknya bermain. Mengantar sekolah, mengurus baju, menemani belajar, lalu mengurus suami saat pulang kerja. Hal ini menjadi dobel lelah, saat ibu bekerja atau berbisnis. Sayangnya, demikianlah kewajiban perempuan saat sudah berani berkomitmen menikah dan memiliki anak. Jadi, nampaknya memang tidak banyak yang bisa dilakukan untuk memperbaiki kondisi kelelahan. Satu-satunya jalan adalah membahagiakan diri sendiri, sebaik mungkin. Rasa bahagia, munculnya dari dalam hati dan bisa diyakini sendiri. Sebagai hiburan, mungkin buku "If You Give a Mom a Martini" karangan Julie Klappas dan Lyss Stern bisa membuat para ibu tertawa dan menganggguk-angguk setuju. Di buku ini, ada 100 cara sederhana untuk membuat seorang ibu mendapatkan me time singkat, setiap harinya. Bahkan tidak sampai 10 menit, tapi cukup menenangkan hati. Misalnya, melakukan handstand. Kemudian, bangun lebih pagi, dan berikan sedikit waktu sendirian saat rumah masih dalam keadaan sepi dan tenang. Mengurangi jam tidur 10 menit saja, untuk melakukan kesenangan bagi diri sendiri, akan sangat memengaruhi mood seharian penuh. Ada lagi; bermain boxing di Xbox atau wii. Lalu bisa juga memberikan sumbangan bagi orang lain, membahagiakan orang lain, selalu ampuh dalam membantu memberikan kegembiraan bagi diri sendiri. Menjadi ibu, adalah sebuah tugas mulia dan berat luar biasa. Karena itu, setiap kita, harus bahagia. Tidak ada yang pernah mengatakan bahwa menjadi ibu, harus sempurna. Jadi tidak perlu banyak menghabiskan waktu untuk memikirkan "Apakah saya sudah cukup baik?" atau "Apakah anak saya sudah hebat?" percayalah, ibu yang bahagia, akan menghasilkan keluarga yang juga bahagia. Dan orang-orang yang bahagia ini, pasti lebih sehat. Kemudian lebih konsentrasi belajar atau bekerja. Jadi, lakukanlah hal-hal yang membuat kita bahagia (tentunya tanpa melupakan kewajiban), kelilingilah diri sendiri dengan orang-orang yang membuat kita merasa nyaman. Tertawa sebanyak mungkin, terutama saat kita merasa super lelah. Ingatlah bahwa gol kita adalah membesarkan anak yang bahagia, dan sehat. Satu lagi, sadarkanlah diri kita sendiri, bahwa suatu hari nanti anak-anak akan tumbuh dewasa. Ia takkan lagi memberantaki mainan di rumah, ia akan berhenti mencoret-coret dinding, atau memanjat lemari. Ia mulai asyik dengan kegiatannya sendiri, dan bahkan jarang ada di rumah untuk menemani kita mengobrol. Periode itu pasti tiba. Dan, setiap ibu pasti akan merasa kehilangan. Rindu pada rumah yang berantakan, rindu pada suara jerit tawa anak, dan rindu tidur berdua bersama anak yang tubuhnya masih mungil dan enak dipeluk. Jadi, biarlah sekarang mereka melakukan yang harus mereka lakukan. Biarkan mereka tumbuh dengan sebaik-baiknya. Rumah berantakan, bisa dirapikan. Lantai kotor, bisa dibersihkan. Mainan rusak, bisa dibuang dan suatu saat nanti beli lagi yang baru. Atau bahkan jadi alasan untuk membuat sendiri mainannya. Ini malah jadi media belajar baru. Sementara, anak yang tidak bahagia karena dimarahi setiap hari, akan sulit diperbaiki karakternya. Omelan, dan kemarahan, hanya akan membuat anak semakin berjarak dengan orang tuanya di saat mulai dewasa. Jadi pilih mana? Rumah berantakan dan semrawut, tapi ada anak-anak yang menemani kita. Atau rumah rapi, wangi, bersih setiap saat, tapi mereka tak ada? rate bintang 5 ya sis :) Please Like & Share! | Jual Barang Lucu Unik Murah China Harga Grosir


:: Haruskah kumanjakan diriku tanpa kehadiranmu? :: Ibu bekerja, ibu rumah tangga, maupun ibu berbisnis, semua pasti punya satu suara kelelahan yang sama dan senada. Bagaimana membagi waktu antara berbagai pekerjaan dan mengurus anak, suami dan rumah. Rasa lelah ini akan berujung pada burn out dan kejenuhan, lalu merasa tegang, kemudian berakibat pada marah-marah. Banyak ibu-ibu yang identik dengan suara melengking dan kencang, hingga terkenang di benak setiap kita hingga dewasa. Setuju, tidak? Menjadi hal yang wajar, jika seorang ibu, yang meski tidak bekerja keluar rumah pun merasa amat lelah saat melakukan berbagai kewajibannya. Ia, harus bangun paling pagi, dan tidur paling malam, agar seluruh anggota keluarganya terjamin. Dari menyiapkan sarapan, makan siang, makan malam, mengatur dan membereskan rumah. Mengajak anaknya bermain. Mengantar sekolah, mengurus baju, menemani belajar, lalu mengurus suami saat pulang kerja. Hal ini menjadi dobel lelah, saat ibu bekerja atau berbisnis. Sayangnya, demikianlah kewajiban perempuan saat sudah berani berkomitmen menikah dan memiliki anak. Jadi, nampaknya memang tidak banyak yang bisa dilakukan untuk memperbaiki kondisi kelelahan. Satu-satunya jalan adalah membahagiakan diri sendiri, sebaik mungkin. Rasa bahagia, munculnya dari dalam hati dan bisa diyakini sendiri. Sebagai hiburan, mungkin buku "If You Give a Mom a Martini" karangan Julie Klappas dan Lyss Stern bisa membuat para ibu tertawa dan menganggguk-angguk setuju. Di buku ini, ada 100 cara sederhana untuk membuat seorang ibu mendapatkan me time singkat, setiap harinya. Bahkan tidak sampai 10 menit, tapi cukup menenangkan hati. Misalnya, melakukan handstand. Kemudian, bangun lebih pagi, dan berikan sedikit waktu sendirian saat rumah masih dalam keadaan sepi dan tenang. Mengurangi jam tidur 10 menit saja, untuk melakukan kesenangan bagi diri sendiri, akan sangat memengaruhi mood seharian penuh. Ada lagi; bermain boxing di Xbox atau wii. Lalu bisa juga memberikan sumbangan bagi orang lain, membahagiakan orang lain, selalu ampuh dalam membantu memberikan kegembiraan bagi diri sendiri. Menjadi ibu, adalah sebuah tugas mulia dan berat luar biasa. Karena itu, setiap kita, harus bahagia. Tidak ada yang pernah mengatakan bahwa menjadi ibu, harus sempurna. Jadi tidak perlu banyak menghabiskan waktu untuk memikirkan "Apakah saya sudah cukup baik?" atau "Apakah anak saya sudah hebat?" percayalah, ibu yang bahagia, akan menghasilkan keluarga yang juga bahagia. Dan orang-orang yang bahagia ini, pasti lebih sehat. Kemudian lebih konsentrasi belajar atau bekerja. Jadi, lakukanlah hal-hal yang membuat kita bahagia (tentunya tanpa melupakan kewajiban), kelilingilah diri sendiri dengan orang-orang yang membuat kita merasa nyaman. Tertawa sebanyak mungkin, terutama saat kita merasa super lelah. Ingatlah bahwa gol kita adalah membesarkan anak yang bahagia, dan sehat. Satu lagi, sadarkanlah diri kita sendiri, bahwa suatu hari nanti anak-anak akan tumbuh dewasa. Ia takkan lagi memberantaki mainan di rumah, ia akan berhenti mencoret-coret dinding, atau memanjat lemari. Ia mulai asyik dengan kegiatannya sendiri, dan bahkan jarang ada di rumah untuk menemani kita mengobrol. Periode itu pasti tiba. Dan, setiap ibu pasti akan merasa kehilangan. Rindu pada rumah yang berantakan, rindu pada suara jerit tawa anak, dan rindu tidur berdua bersama anak yang tubuhnya masih mungil dan enak dipeluk. Jadi, biarlah sekarang mereka melakukan yang harus mereka lakukan. Biarkan mereka tumbuh dengan sebaik-baiknya. Rumah berantakan, bisa dirapikan. Lantai kotor, bisa dibersihkan. Mainan rusak, bisa dibuang dan suatu saat nanti beli lagi yang baru. Atau bahkan jadi alasan untuk membuat sendiri mainannya. Ini malah jadi media belajar baru. Sementara, anak yang tidak bahagia karena dimarahi setiap hari, akan sulit diperbaiki karakternya. Omelan, dan kemarahan, hanya akan membuat anak semakin berjarak dengan orang tuanya di saat mulai dewasa. Jadi pilih mana? Rumah berantakan dan semrawut, tapi ada anak-anak yang menemani kita. Atau rumah rapi, wangi, bersih setiap saat, tapi mereka tak ada? rate bintang 5 ya sis :) Please Like & Share! Mau beli produk inovatif yang lucu unik dan murah dari China dengan harga termurah? Beli aja di Voilon

Ayo Like juga Fanspage kami >>> Voilon

No comments:

Post a Comment