Wednesday, July 1, 2015

:: Ketika pekerjaan tak sesuai impian :: Banyak orang mengeluh tidak ada lowongan pekerjaan. Benarkah itu? Mungkin maksudnya tidak ada pekerjaan yang sesuai dengan minat dan kemampuannya. Melalui pengamatan saya di Amerika, lebih banyak orang yang tidak butuh pekerjaan daripada orang yang tidak bisa menemukan pekerjaan. Di bawah ini kejadian yang saya alami sendiri. Di penghujung tahun 2014, saya bekerja sebagai penerima telepon di sebuah perusahaan asuransi kesehatan. Ada puluhan pegawai bekerja di situ. Kami dibagi per kelompok, dan di kelompok saya ada 20 orang. Kami dilatih dalam sebuah kelas selama seminggu untuk mempelajari teori, mengerjakan tes, dan melakukan proyek bersama sebelum menjalankan praktek awal. Di minggu pertama ini saja ada satu orang yang dipecat karena sering absen. Memasuki minggu kedua, satu lagi gugur karena menghilang tiba-tiba. Tiba saatnya kami terjun ke pekerjaan yang sesungguhnya. Pekerjaan ini boleh dibilang lebih banyak makan otak daripada makan tenaga. Kami duduk sepanjang hari, menerima telepon dan menjawab pertanyaan para apoteker. Kebanyakan dari pertanyaan itu menyangkut klaim yang ditolak oleh asuransi. Bila menurut buku pedoman penolakan ini dapat diatasi, maka kami akan mengatasinya. Tetapi bila tidak dapat diatasi, pasien harus membayar dengan uang sendiri. Para pemula mungkin memang agak kesulitan karena banyak masalah rumit yang tidak pernah kami temui sebelumnya. Tetapi ada bagian resolusi yang dapat kami telepon untuk membantu memberikan jawaban. Jadi pekerjaan itu benar-benar tidak sulit kalau mau belajar memperhatikan buku pedoman. Tetapi entah mengapa, pada bulan pertama beberapa orang mulai berhenti kerja. Ada pula yang diberhentikan karena kebanyakan absen. Sementara yang lain mungkin sulit mengikuti beberapa peraturan yang ada. Misalnya, meski berkali-kali diberi tahu tidak boleh main ponsel bila sedang bekerja, masih saja bandel. Lewat enam bulan, tinggal bertahan lima orang dari 20 orang. Bukankah ini menunjukkan betapa orang tidak menghargai kesempatan bekerja? Padahal pekerjaan ini juga tidak buruk, mereka hanya duduk menerima telepon di dalam gedung yang nyaman ber-AC. Mereka tidak perlu bersusah-payah menawarkan barang atau jasa seperti kebanyakan pekerjaan telekomunikasi. Dan tidak pula seperti pekerjaan di toko di mana para pegawainya harus mengangkat, membongkar, mengatur barang dagangan di rak atau meja. Tidak ada pelanggan yang mengobrak-abrik barang sekadar untuk melihatnya. Paling-paling mungkin penelepon yang agak kesal karena pasiennya tidak dapat memperoleh obatnya secara gratis. Mungkin mereka memutuskan berhenti bekerja karena merasa bahwa pekerjaan yang mereka jalani tidak sesuai dengan impian. Mungkin mereka merasa kurang tertantang. Tetapi, mereka lupa bahwa perusahaan mengamati berapa lama seseorang betah bekerja karena mereka tidak ingin memakai pegawai yang sering keluar-masuk kerja. Apakah Anda termasuk tipe pegawai seperti ini? Ingin keluar padahal bekerja belum sampai enam bulan, hanya karena merasa kurang tertantang dan tidak sesuai keinginan? Kalau iya, coba ditahan dulu. Bersabar dulu sampai tawaran pekerjaan yang lebih baik datang. Lagi pula, ada banyak orang di luar sana yang kesulitan mencari pekerjaan. Jadi, bersyukurlah Anda masih punya ladang mencari nafkah, meski mungkin belum sesuai keinginan. Please Like and Share !! | Jual Barang Lucu Unik Murah China Harga Grosir


:: Ketika pekerjaan tak sesuai impian :: Banyak orang mengeluh tidak ada lowongan pekerjaan. Benarkah itu? Mungkin maksudnya tidak ada pekerjaan yang sesuai dengan minat dan kemampuannya. Melalui pengamatan saya di Amerika, lebih banyak orang yang tidak butuh pekerjaan daripada orang yang tidak bisa menemukan pekerjaan. Di bawah ini kejadian yang saya alami sendiri. Di penghujung tahun 2014, saya bekerja sebagai penerima telepon di sebuah perusahaan asuransi kesehatan. Ada puluhan pegawai bekerja di situ. Kami dibagi per kelompok, dan di kelompok saya ada 20 orang. Kami dilatih dalam sebuah kelas selama seminggu untuk mempelajari teori, mengerjakan tes, dan melakukan proyek bersama sebelum menjalankan praktek awal. Di minggu pertama ini saja ada satu orang yang dipecat karena sering absen. Memasuki minggu kedua, satu lagi gugur karena menghilang tiba-tiba. Tiba saatnya kami terjun ke pekerjaan yang sesungguhnya. Pekerjaan ini boleh dibilang lebih banyak makan otak daripada makan tenaga. Kami duduk sepanjang hari, menerima telepon dan menjawab pertanyaan para apoteker. Kebanyakan dari pertanyaan itu menyangkut klaim yang ditolak oleh asuransi. Bila menurut buku pedoman penolakan ini dapat diatasi, maka kami akan mengatasinya. Tetapi bila tidak dapat diatasi, pasien harus membayar dengan uang sendiri. Para pemula mungkin memang agak kesulitan karena banyak masalah rumit yang tidak pernah kami temui sebelumnya. Tetapi ada bagian resolusi yang dapat kami telepon untuk membantu memberikan jawaban. Jadi pekerjaan itu benar-benar tidak sulit kalau mau belajar memperhatikan buku pedoman. Tetapi entah mengapa, pada bulan pertama beberapa orang mulai berhenti kerja. Ada pula yang diberhentikan karena kebanyakan absen. Sementara yang lain mungkin sulit mengikuti beberapa peraturan yang ada. Misalnya, meski berkali-kali diberi tahu tidak boleh main ponsel bila sedang bekerja, masih saja bandel. Lewat enam bulan, tinggal bertahan lima orang dari 20 orang. Bukankah ini menunjukkan betapa orang tidak menghargai kesempatan bekerja? Padahal pekerjaan ini juga tidak buruk, mereka hanya duduk menerima telepon di dalam gedung yang nyaman ber-AC. Mereka tidak perlu bersusah-payah menawarkan barang atau jasa seperti kebanyakan pekerjaan telekomunikasi. Dan tidak pula seperti pekerjaan di toko di mana para pegawainya harus mengangkat, membongkar, mengatur barang dagangan di rak atau meja. Tidak ada pelanggan yang mengobrak-abrik barang sekadar untuk melihatnya. Paling-paling mungkin penelepon yang agak kesal karena pasiennya tidak dapat memperoleh obatnya secara gratis. Mungkin mereka memutuskan berhenti bekerja karena merasa bahwa pekerjaan yang mereka jalani tidak sesuai dengan impian. Mungkin mereka merasa kurang tertantang. Tetapi, mereka lupa bahwa perusahaan mengamati berapa lama seseorang betah bekerja karena mereka tidak ingin memakai pegawai yang sering keluar-masuk kerja. Apakah Anda termasuk tipe pegawai seperti ini? Ingin keluar padahal bekerja belum sampai enam bulan, hanya karena merasa kurang tertantang dan tidak sesuai keinginan? Kalau iya, coba ditahan dulu. Bersabar dulu sampai tawaran pekerjaan yang lebih baik datang. Lagi pula, ada banyak orang di luar sana yang kesulitan mencari pekerjaan. Jadi, bersyukurlah Anda masih punya ladang mencari nafkah, meski mungkin belum sesuai keinginan. Please Like and Share !! Mau beli produk inovatif yang lucu unik dan murah dari China dengan harga termurah? Beli aja di Voilon

Ayo Like juga Fanspage kami >>> Voilon

No comments:

Post a Comment