Friday, July 3, 2015

:: Kerbau yang Bisa Membaca :: Udin si penggembala kerbau sering berkunjung ke perpustakaan Kecamatan untuk membaca dan meminjam buku. Perpustakaan itu terletak di Pendopo Joglo besar tanpa dinding alias terbuka di depan kantor Kecamatan. Selepas memandikan kerbaunya di sungai ujung desa, sore itu ia mengajak kerbaunya ke perpustakaan sambil menunggu waktu berbuka. Si Udin tumbuh sebagai seorang yang rajin bekerja dan penyayang binatang. Seorang pustakawan mencegatnya di depan gapura, melotot dan melarangnya membawa binatang peliharaan mendekat ke perpustakaan Pendapa Joglo. “Ajari kerbau itu membaca. Kerbau itu baru boleh masuk kalau sudah bisa membaca!” kata pustakawan itu naik pitam. Udin sangat kecewa dan tak jadi meminjam buku ke perpustakaan. Dua minggu kemudian, ia kembali ke perpustakaan Kecamatan untuk membaca sambil menunggu waktu berbuka puasa. Tampak pustakawan itu sedang membolak-balik halaman buku tentang akhlak. Tanpa banyak bicara, pustakawan itu melotot dan menunjuk ke sebuah buku besar. Udin menggiring kerbaunya ke buku itu, dan membuka sampulnya. Si kerbau menatap buku itu, dan kemudian mulai membalik halamannya dengan lidahnya satu demi satu. Terus menerus, dibaliknya setiap halaman sampai ke halaman akhir. Setelah itu si kerbau menatap si Udin. “Lihatlah,” kata Udin, “Kerbauku sudah bisa membaca.” Pustakawan itu percaya dan sangat keheranan, “Bagaimana caramu mengajari dia membaca?” Udin bercerita, “Sesampai di rumah, aku siapkan lembaran-lembaran kertas mirip buku, dan aku sisipkan untaian biji-biji padi di setiap halamannya. Kerbau itu harus belajar membalik-balik halaman untuk bisa makan untaian biji-biji padi itu, sampai ia benar-benar terlatih untuk membalik-balik halaman buku dengan benar.” “Tapi,” kata pustakawan tidak puas & mencari alasan, “Kerbau itu kan tidak mengerti apa yang dibacanya ?” Si Udin menjawab, “Memang demikianlah cara kerbau membaca, hanya membalik-balik halaman tanpa mengerti dan memahami isinya. Kalau kita membuka-buka buku tanpa mengerti isinya, maka kita pun disebut sebodoh kerbau.” Begitulah, Udin membalas perlakuan sang pustakawan yang keterlaluan tersebut dengan cara elegan. Tanpa marah-marah, tanpa mengejek, tanpa bersikap kasar. Dengan pikirannya yang sederhana, ia hanya mengajarkan kerbaunya untuk ‘membaca.’ Please Like and Share !! | Jual Barang Lucu Unik Murah China Harga Grosir


:: Kerbau yang Bisa Membaca :: Udin si penggembala kerbau sering berkunjung ke perpustakaan Kecamatan untuk membaca dan meminjam buku. Perpustakaan itu terletak di Pendopo Joglo besar tanpa dinding alias terbuka di depan kantor Kecamatan. Selepas memandikan kerbaunya di sungai ujung desa, sore itu ia mengajak kerbaunya ke perpustakaan sambil menunggu waktu berbuka. Si Udin tumbuh sebagai seorang yang rajin bekerja dan penyayang binatang. Seorang pustakawan mencegatnya di depan gapura, melotot dan melarangnya membawa binatang peliharaan mendekat ke perpustakaan Pendapa Joglo. “Ajari kerbau itu membaca. Kerbau itu baru boleh masuk kalau sudah bisa membaca!” kata pustakawan itu naik pitam. Udin sangat kecewa dan tak jadi meminjam buku ke perpustakaan. Dua minggu kemudian, ia kembali ke perpustakaan Kecamatan untuk membaca sambil menunggu waktu berbuka puasa. Tampak pustakawan itu sedang membolak-balik halaman buku tentang akhlak. Tanpa banyak bicara, pustakawan itu melotot dan menunjuk ke sebuah buku besar. Udin menggiring kerbaunya ke buku itu, dan membuka sampulnya. Si kerbau menatap buku itu, dan kemudian mulai membalik halamannya dengan lidahnya satu demi satu. Terus menerus, dibaliknya setiap halaman sampai ke halaman akhir. Setelah itu si kerbau menatap si Udin. “Lihatlah,” kata Udin, “Kerbauku sudah bisa membaca.” Pustakawan itu percaya dan sangat keheranan, “Bagaimana caramu mengajari dia membaca?” Udin bercerita, “Sesampai di rumah, aku siapkan lembaran-lembaran kertas mirip buku, dan aku sisipkan untaian biji-biji padi di setiap halamannya. Kerbau itu harus belajar membalik-balik halaman untuk bisa makan untaian biji-biji padi itu, sampai ia benar-benar terlatih untuk membalik-balik halaman buku dengan benar.” “Tapi,” kata pustakawan tidak puas & mencari alasan, “Kerbau itu kan tidak mengerti apa yang dibacanya ?” Si Udin menjawab, “Memang demikianlah cara kerbau membaca, hanya membalik-balik halaman tanpa mengerti dan memahami isinya. Kalau kita membuka-buka buku tanpa mengerti isinya, maka kita pun disebut sebodoh kerbau.” Begitulah, Udin membalas perlakuan sang pustakawan yang keterlaluan tersebut dengan cara elegan. Tanpa marah-marah, tanpa mengejek, tanpa bersikap kasar. Dengan pikirannya yang sederhana, ia hanya mengajarkan kerbaunya untuk ‘membaca.’ Please Like and Share !! Mau beli produk inovatif yang lucu unik dan murah dari China dengan harga termurah? Beli aja di Voilon

Ayo Like juga Fanspage kami >>> Voilon

No comments:

Post a Comment