Monday, April 6, 2015

:: Mukjizat Melalui Facebook :: Betapa sering kita diperingatkan tentang bahaya media sosial seperti Facebook dan lainnya. Namun di samping itu ternyata ada juga mukjizat yang terjadi karena seseorang menulis di Facebook. Seorang wanita menulis tentang dua bersaudara Higher yang dituduh membunuh seorang pengedar ganja, Pak Tua Bob. Kedua kakak adik ini berusia dua puluh dua dan dua puluh satu tahun pada saat itu. Mereka mengeram di penjara sampai dua puluh dua tahun, selama itu mempertahankan pengakuan bahwa mereka tidak bersalah. Sampai akhirnya seorang pengacara membaca tulisan tentang mereka di Facebook dan teringat apa yang dituturkan teman kuliahnya sembilan tahun silam. Kejadian malam itu Teman kuliah si pengacara menuturkan sebuah kejadian yang tidak pernah dia ceriterakan kepada siapa pun kecuali pacarnya pada saat itu. Konon ketika dia dan teman-teman sekolahnya merayakan lulusnya mereka dari sekolah menengah, mereka memutuskan untuk membeli ganja. Sesampainya di rumah si pengedar ganja mereka melihat empat orang berkulit hitam yang menodongkan senjata dan mengusir mereka. Mereka lari kalang kabut dan mendengar suara tembakan di belakang mereka. Mereka melarikan mobil putih mereka dan kembali ke tempat pesta dalam keadaan ketakutan. Besoknya mereka mendengar berita di koran dan teve bahwa Pak Tua Bob dibunuh dan dua orang pemuda berkulit putih menjadi tersangkanya. Jalannya sidang Sesudah membaca tulisan di Facebook si pengacara segera menghubungi mantan teman kuliahnya itu yang kemudian berusaha menghubungi orang-orang yang pergi bersamanya di malam kelam ketika pembunuhan itu terjadi. Beberapa di antaranya enggan terlibat namun tetap bersedia memberikan kesaksiannya asalkan jati diri mereka dirahasiakan. Seorang pengacara kriminal diminta bantuannya untuk membuka ulang kasus ini di pengadilan. Dalam sidang mereka memberi kesaksian bahwa merekalah yang dilihat para saksi kabur dari tempat kejadian mengendarai mobil putih, bukan para terdakwa yang kebetulan juga memiliki mobil putih. Mereka yakin keempat orang berkulit hitam yang mengusir mereka adalah pelaku pembunuhan, bukan Higher bersaudara. Penuntut umum berusaha menggagalkan kesaksian mereka dengan menyatakan cerita mereka tidak konsisten dan menuduh mereka berkomplot untuk membebaskan para terdakwa. Namun hakim menarik kesimpulan bahwa mereka tidak mempunyai alasan untuk membela para terdakwa yang tidak mereka kenal dan memutuskan untuk membuka ulang kasus ini. Tawaran bebas Sebelum kasus disidangkan kembali para terdakwa sempat mendapat penawaran bahwa mereka akan bebas selamanya bila mereka mau mengaku bersalah. Tentu saja mereka menolak karena mereka tidak merasa bersalah dan tidak mau menghianati kepercayaan orang-orang yang sudah memberi kesaksian untuk membebaskan mereka. Ternyata ketika sidang dibuka ulang, penuntut umum menyatakan bahwa mereka tidak mempunyai bukti-bukti kuat untuk menyidang para terdakwa karena itu sidang dibatalkan, kasus itu ditutup dan para terdakwa bebas selamanya. Ketika diwawancara para terdakwa ditanya apakah mereka menyimpan perasaan pahit karena seseorang tidak membuka mulut lebih awal sehingga mereka harus mendekam dua puluh dua tahun di penjara. Mereka hanya menyatakan rasa syukurnya bahwa pada akhirnya mereka terbukti tidak bersalah dan menganggap semua yang terjadi memang sudah seharusnya terjadi. Happy ending Kejadian di atas ditutup dengan akhir yang menyenangkan bagi semua orang. Si pengacara tidak mau dirinya dianggap pahlawan, dia berkata bahwa sebagai pengacara sudah sepantasnya dia ingin melihat keadilan ditegakkan. Kebetulan saja dia membaca tulisan di Facebook itu dan ingat akan cerita teman kuliahnya yang aneh. Begitulah, Facebook tidak hanya berisi pameran suara hati sementara orang, namun juga sesuatu yang bermanfaat bahkan suatu mukjizat dapat terjadi bila seorang yang baik hati memakainya dengan bijak. Please Like and Share !! | Jual Barang Lucu Unik Murah China Harga Grosir



:: Mukjizat Melalui Facebook :: Betapa sering kita diperingatkan tentang bahaya media sosial seperti Facebook dan lainnya. Namun di samping itu ternyata ada juga mukjizat yang terjadi karena seseorang menulis di Facebook. Seorang wanita menulis tentang dua bersaudara Higher yang dituduh membunuh seorang pengedar ganja, Pak Tua Bob. Kedua kakak adik ini berusia dua puluh dua dan dua puluh satu tahun pada saat itu. Mereka mengeram di penjara sampai dua puluh dua tahun, selama itu mempertahankan pengakuan bahwa mereka tidak bersalah. Sampai akhirnya seorang pengacara membaca tulisan tentang mereka di Facebook dan teringat apa yang dituturkan teman kuliahnya sembilan tahun silam. Kejadian malam itu Teman kuliah si pengacara menuturkan sebuah kejadian yang tidak pernah dia ceriterakan kepada siapa pun kecuali pacarnya pada saat itu. Konon ketika dia dan teman-teman sekolahnya merayakan lulusnya mereka dari sekolah menengah, mereka memutuskan untuk membeli ganja. Sesampainya di rumah si pengedar ganja mereka melihat empat orang berkulit hitam yang menodongkan senjata dan mengusir mereka. Mereka lari kalang kabut dan mendengar suara tembakan di belakang mereka. Mereka melarikan mobil putih mereka dan kembali ke tempat pesta dalam keadaan ketakutan. Besoknya mereka mendengar berita di koran dan teve bahwa Pak Tua Bob dibunuh dan dua orang pemuda berkulit putih menjadi tersangkanya. Jalannya sidang Sesudah membaca tulisan di Facebook si pengacara segera menghubungi mantan teman kuliahnya itu yang kemudian berusaha menghubungi orang-orang yang pergi bersamanya di malam kelam ketika pembunuhan itu terjadi. Beberapa di antaranya enggan terlibat namun tetap bersedia memberikan kesaksiannya asalkan jati diri mereka dirahasiakan. Seorang pengacara kriminal diminta bantuannya untuk membuka ulang kasus ini di pengadilan. Dalam sidang mereka memberi kesaksian bahwa merekalah yang dilihat para saksi kabur dari tempat kejadian mengendarai mobil putih, bukan para terdakwa yang kebetulan juga memiliki mobil putih. Mereka yakin keempat orang berkulit hitam yang mengusir mereka adalah pelaku pembunuhan, bukan Higher bersaudara. Penuntut umum berusaha menggagalkan kesaksian mereka dengan menyatakan cerita mereka tidak konsisten dan menuduh mereka berkomplot untuk membebaskan para terdakwa. Namun hakim menarik kesimpulan bahwa mereka tidak mempunyai alasan untuk membela para terdakwa yang tidak mereka kenal dan memutuskan untuk membuka ulang kasus ini. Tawaran bebas Sebelum kasus disidangkan kembali para terdakwa sempat mendapat penawaran bahwa mereka akan bebas selamanya bila mereka mau mengaku bersalah. Tentu saja mereka menolak karena mereka tidak merasa bersalah dan tidak mau menghianati kepercayaan orang-orang yang sudah memberi kesaksian untuk membebaskan mereka. Ternyata ketika sidang dibuka ulang, penuntut umum menyatakan bahwa mereka tidak mempunyai bukti-bukti kuat untuk menyidang para terdakwa karena itu sidang dibatalkan, kasus itu ditutup dan para terdakwa bebas selamanya. Ketika diwawancara para terdakwa ditanya apakah mereka menyimpan perasaan pahit karena seseorang tidak membuka mulut lebih awal sehingga mereka harus mendekam dua puluh dua tahun di penjara. Mereka hanya menyatakan rasa syukurnya bahwa pada akhirnya mereka terbukti tidak bersalah dan menganggap semua yang terjadi memang sudah seharusnya terjadi. Happy ending Kejadian di atas ditutup dengan akhir yang menyenangkan bagi semua orang. Si pengacara tidak mau dirinya dianggap pahlawan, dia berkata bahwa sebagai pengacara sudah sepantasnya dia ingin melihat keadilan ditegakkan. Kebetulan saja dia membaca tulisan di Facebook itu dan ingat akan cerita teman kuliahnya yang aneh. Begitulah, Facebook tidak hanya berisi pameran suara hati sementara orang, namun juga sesuatu yang bermanfaat bahkan suatu mukjizat dapat terjadi bila seorang yang baik hati memakainya dengan bijak. Please Like and Share !! Mau beli produk inovatif yang lucu unik dan murah dari China dengan harga termurah? Beli aja di Voilon

Ayo Like juga Fanspage kami >>> Voilon



No comments:

Post a Comment