Tuesday, February 24, 2015

:: Jawaban Elegan dari Tukang Bakso :: Di suatu senja sepulang kantor, saya masih berkesempatan untuk ngurus tanaman di depan rumah, sambil memperhatikan beberapa anak asuh yang sedang belajar menggambar peta, juga mewarnai. Hujan rintik rintik selalu menyertai di setiap sore di musim hujan ini. Di kala tangan sedikit berlumuran tanah kotor,...terdengar suara tek...tekk.. .tek...suara tukang bakso dorong lewat. Sambil menyeka keringat..., ku hentikan tukang bakso itu dan memesan beberapa mangkok bakso setelah menanyakan anak - anak, siapa yang mau bakso ? \"Mauuuuuuuuu. ...\", secara serempak dan kompak anak - anak asuhku menjawab. Selesai makan bakso, lalu saya membayarnya. ... Ada satu hal yang menggelitik fikiranku selama ini ketika saya membayarnya, si tukang bakso memisahkan uang yang diterimanya. Yang satu disimpan dilaci, yang satu ke dompet, yang lainnya ke kaleng bekas kue semacam kencleng. Lalu aku bertanya atas rasa penasaranku selama ini. \"Mang kalau boleh tahu, kenapa uang - uang itu Mamang pisahkan? Barangkali ada tujuan ?\" \"Iya pak, Mmang sudah memisahkan uang ini selama jadi tukang bakso yang sudah berlangsung hampir 17 tahun. Tujuannya sederhana saja, Mamang hanya ingin memisahkan mana yang menjadi hak Mamang, mana yang menjadi hak orang lain/ tempat ibadah, dan mana yang menjadi hak cita-cita penyempurnaan iman \". \"Maksudnya..?\", saya melanjutkan bertanya. \"Iya Pak, kan agama dan Tuhan menganjurkan kita agar bisa berbagi dengan sesama. Emang membagi 3, dengan pembagian sebagai berikut : 1. Uang yang masuk ke dompet, artinya untuk memenuhi keperluan hidup sehari - hari Emang dan keluarga. 2. Uang yang masuk ke laci, artinya untuk infaq/sedekah, atau untuk melaksanakan ibadah Qurban. Dan alhamdulillah selama 17 tahun menjadi tukang bakso, Emang selalu ikut qurban seekor kambing, meskipun kambingnya yang ukuran sedang saja. 3. Uang yang masuk ke kencleng, karena emang ingin menyempurnakan agama yang Emang pegang yaitu Islam. Islam mewajibkan kepada umatnya yang mampu, untuk melaksanakan ibadah haji. Ibadah haji ini tentu butuh biaya yang besar. Maka Mamang berdiskusi dengan istri dan istri menyetujui bahwa di setiap penghasilan harian hasil jualan bakso ini, Mamang harus menyisihkan sebagian penghasilan sebagai tabungan haji. Dan insya Allah selama 17 tahun menabung, sekitar 2 tahun lagi Mamang dan istri akan melaksanakan ibadah haji. Hatiku sangat, sangat tersentuh mendengar jawaban itu. Sungguh sebuah jawaban sederhana yang sangat mulia. Bahkan mungkin kita yang memiliki nasib sedikit lebih baik dari si emang tukang bakso tersebut, belum tentu memiliki fikiran dan rencana indah dalam hidup seperti itu. Dan seringkali berlindung di balik tidak mampu atau belum ada rejeki. Terus saya melanjutkan sedikit pertanyaan, sebagai berikut : \"Iya memang bagus...,tapi kan ibadah haji itu hanya diwajibkan bagi yang mampu, termasuk memiliki kemampuan dalam biaya....\". Ia menjawab, \" Itulah sebabnya Pak. Mamang justru malu kalau bicara soal mampu atau tidak mampu ini. Karena definisi mampu bukan hak Pak RT atau Pak RW, bukan hak Pak Camat ataupun MUI. Definisi \"mampu\" adalah sebuah definisi dimana kita diberi kebebasan untuk mendefinisikannya sendiri. Kalau kita mendefinisikan diri sendiri sebagai orang tidak mampu, maka mungkin selamanya kita akan menjadi manusia tidak mampu. Sebaliknya kalau kita mendefinisikan diri sendiri, \"mampu\", maka Insya Allah dengan segala kekuasaan dan kewenangannya Allah akan memberi kemampuan pada kita\". \"Masya Allah..., sebuah jawaban elegan dari seorang tukang bakso\". | Jual Barang Lucu Unik Murah China Harga Grosir



:: Jawaban Elegan dari Tukang Bakso :: Di suatu senja sepulang kantor, saya masih berkesempatan untuk ngurus tanaman di depan rumah, sambil memperhatikan beberapa anak asuh yang sedang belajar menggambar peta, juga mewarnai. Hujan rintik rintik selalu menyertai di setiap sore di musim hujan ini. Di kala tangan sedikit berlumuran tanah kotor,...terdengar suara tek...tekk.. .tek...suara tukang bakso dorong lewat. Sambil menyeka keringat..., ku hentikan tukang bakso itu dan memesan beberapa mangkok bakso setelah menanyakan anak - anak, siapa yang mau bakso ? \"Mauuuuuuuuu. ...\", secara serempak dan kompak anak - anak asuhku menjawab. Selesai makan bakso, lalu saya membayarnya. ... Ada satu hal yang menggelitik fikiranku selama ini ketika saya membayarnya, si tukang bakso memisahkan uang yang diterimanya. Yang satu disimpan dilaci, yang satu ke dompet, yang lainnya ke kaleng bekas kue semacam kencleng. Lalu aku bertanya atas rasa penasaranku selama ini. \"Mang kalau boleh tahu, kenapa uang - uang itu Mamang pisahkan? Barangkali ada tujuan ?\" \"Iya pak, Mmang sudah memisahkan uang ini selama jadi tukang bakso yang sudah berlangsung hampir 17 tahun. Tujuannya sederhana saja, Mamang hanya ingin memisahkan mana yang menjadi hak Mamang, mana yang menjadi hak orang lain/ tempat ibadah, dan mana yang menjadi hak cita-cita penyempurnaan iman \". \"Maksudnya..?\", saya melanjutkan bertanya. \"Iya Pak, kan agama dan Tuhan menganjurkan kita agar bisa berbagi dengan sesama. Emang membagi 3, dengan pembagian sebagai berikut : 1. Uang yang masuk ke dompet, artinya untuk memenuhi keperluan hidup sehari - hari Emang dan keluarga. 2. Uang yang masuk ke laci, artinya untuk infaq/sedekah, atau untuk melaksanakan ibadah Qurban. Dan alhamdulillah selama 17 tahun menjadi tukang bakso, Emang selalu ikut qurban seekor kambing, meskipun kambingnya yang ukuran sedang saja. 3. Uang yang masuk ke kencleng, karena emang ingin menyempurnakan agama yang Emang pegang yaitu Islam. Islam mewajibkan kepada umatnya yang mampu, untuk melaksanakan ibadah haji. Ibadah haji ini tentu butuh biaya yang besar. Maka Mamang berdiskusi dengan istri dan istri menyetujui bahwa di setiap penghasilan harian hasil jualan bakso ini, Mamang harus menyisihkan sebagian penghasilan sebagai tabungan haji. Dan insya Allah selama 17 tahun menabung, sekitar 2 tahun lagi Mamang dan istri akan melaksanakan ibadah haji. Hatiku sangat, sangat tersentuh mendengar jawaban itu. Sungguh sebuah jawaban sederhana yang sangat mulia. Bahkan mungkin kita yang memiliki nasib sedikit lebih baik dari si emang tukang bakso tersebut, belum tentu memiliki fikiran dan rencana indah dalam hidup seperti itu. Dan seringkali berlindung di balik tidak mampu atau belum ada rejeki. Terus saya melanjutkan sedikit pertanyaan, sebagai berikut : \"Iya memang bagus...,tapi kan ibadah haji itu hanya diwajibkan bagi yang mampu, termasuk memiliki kemampuan dalam biaya....\". Ia menjawab, \" Itulah sebabnya Pak. Mamang justru malu kalau bicara soal mampu atau tidak mampu ini. Karena definisi mampu bukan hak Pak RT atau Pak RW, bukan hak Pak Camat ataupun MUI. Definisi \"mampu\" adalah sebuah definisi dimana kita diberi kebebasan untuk mendefinisikannya sendiri. Kalau kita mendefinisikan diri sendiri sebagai orang tidak mampu, maka mungkin selamanya kita akan menjadi manusia tidak mampu. Sebaliknya kalau kita mendefinisikan diri sendiri, \"mampu\", maka Insya Allah dengan segala kekuasaan dan kewenangannya Allah akan memberi kemampuan pada kita\". \"Masya Allah..., sebuah jawaban elegan dari seorang tukang bakso\". Mau beli produk inovatif yang lucu unik dan murah dari China dengan harga termurah? Beli aja di Voilon

Ayo Like juga Fanspage kami >>> Voilon



Tidak ada kemampuan berhemat yang bisa menyelamatkan pendapatan kecil yang bersandingan dengan kewajiban yang besar. Maka, Hemat bukan pangkal kaya. Kalau mau kaya, harus banyak menghasilkan, baru kemudian berhemat. Memang tidak mudah, tapi jika kita mulai dari mensyukuri yang ada, kemudian memikirkan jalan memperbaiki rezeki, mudah-mudahan Tuhan membukakan pintu pikiran dan mentenagai kita untuk mengunduh rezeki baik dan lancar yang sudah lama menjadi doa dan harapan kita. Aamiin

Cari barang lucu unik dan murah dari China? Ato cari produk-produk inovatif dengan harga termurah? Like aja Fanspage kami di >>> Voilon


Monday, February 23, 2015

:: Bubur Ketan Hitam :: Bahan 200 gr beras ketan hitam 2 ltr air 100 gr gula pasir 2 lbr daun pandan Saus santan : 250 ml santan kental ¼ sdt aram Cara membuat * Cuci bersih beras ketan hitam, rendam semalaman (6 jam). * Masak beras ketan dan air hingga mendidih meletupletup dan menjadi bubur * Masukkan gula pasir dan daun pandan, masak hingga bubur kental. Angkat. * Masak bahan saus sambil diaduk-aduk hingga mendidih. Angkat. * Sajikan bubur ketan hitam bersama sausnya. Please Like and Share!!! | Jual Barang Lucu Unik Murah China Harga Grosir



:: Bubur Ketan Hitam :: Bahan 200 gr beras ketan hitam 2 ltr air 100 gr gula pasir 2 lbr daun pandan Saus santan : 250 ml santan kental ¼ sdt aram Cara membuat * Cuci bersih beras ketan hitam, rendam semalaman (6 jam). * Masak beras ketan dan air hingga mendidih meletupletup dan menjadi bubur * Masukkan gula pasir dan daun pandan, masak hingga bubur kental. Angkat. * Masak bahan saus sambil diaduk-aduk hingga mendidih. Angkat. * Sajikan bubur ketan hitam bersama sausnya. Please Like and Share!!! Mau beli produk inovatif yang lucu unik dan murah dari China dengan harga termurah? Beli aja di Voilon

Ayo Like juga Fanspage kami >>> Voilon